Sunday, October 7, 2012

Nasihat Kematian dari Umar bin Abdul Aziz r.a

blog
Suatu ketika, Umar bin Abdul Aziz r.a mengiringi jenazah. Ketika semuanya telah bubar, Umar dan beberapa sahabatnya tidak beranjak dari kubur jenazah tadi. Beberapa sahabatnya bertanya, “wahai Amirul Mukminin, ini adalah jenazah yang engkau menjadi walinya. Engkau menungguinya disini lalu akan meninggalkannya“.

Umar berkata, “Ya. Sesungguhnya kuburan ini memanggilku dari belakang. Maukah kalian kuberitahu apa yang ia katakan kepadaku?“.

Mereka menjawab, “Tentu”.

Umar berkata, “Kuburan ini memanggilku dan berkata, ‘Wahai Umar bin Abdul Aziz, maukah kuberitahu apa yang akan kuperbuat dengan orang yang kau cintai ini?‘, “Tentu“, jawabku.

Kuburan itu berkata, “Aku bakar kafannya, kurobek badannya dan kusedot darahnya serta kukunyah dagingnya. Maukah kau kau kuberitahu apa yang kuperbuat dengan anggota badannya?“.

“Tentu“, jawabku.

“Aku cabut (satu per satu dari) telapak ke tangannya, lalu dari tangannya ke lengan dan dari lengan menuju pundak. Lalu kucabut pula lutut dari pahanya. Dan paha dari lututnya. Ku cabut pula lutut itu dari betis. Dan dari betis menuju telapak kakinya“.

Lalu Umar bin Abdul Aziz menangis dan berkata,

Ketahuilah, umur dunia hanya sedikit. Kemuliaan didalamnya adalah kehinaan. Pemudanya akan menjadi renta, dan yang hidup didalamnya akan mati. Celakalah yang tertipu olehnya.

Janganlah kau tertipu oleh dunia. Orang yang tertipu adalah yang tertipu oleh dunia. Dimanakah penduduk yang membangun suatu kota, membelah sungai-sungainya dan menghiasinya dengan pepohonan, lalu tinggal di dalamnya dalam jangka waktu sangat pendek. Mereka tertipu, menggunakan kesehatan yang dimiliki untuk berbuat maksiat.

Demi Allah, di dunia mereka dicengkeram oleh hartanya, tak boleh begini dan begitu, dan banyak orang yang dengki kepadanya. Apa yang diperbuat oleh tanah dan kerikil kuburan terhadap tubuhnya? Apa pula yang diperbuat binatang-binatang tanah terhadap tulang dan anggota tubuhnya?

Dulu, di dunia mereka berada di tengah-tengah keluarga yang mengelilinginya. Diatas kasur yang empuk dan pembantu yang setia. Keluarga yang memuliakan dan kekasih yang menyertainya. Tetapi ketika semuanya berlalu dan maut datang memanggil, lihatlah betapa dekat kuburan dengan tempat tinggalnya. Tanyakan kepada orang kaya, apa yang tersisa dari kekayaannya? Tanyakan pula kepada orang fakir, apa yang tersisa dari kefakirannya?

Tanyalah mereka tentang lisan, yang sebelumnya mereka gunakan berbicara. Juga tentang mata yang mereka gunakan melihat hal-hal yang menyenangkan. Tanyakan tentang kulit yang lembut dan wajah yang menawan serta tubuh yang indah, apa yang dilakukan cacing tanah terhadap itu semua? Warnanya pudar, dagingnya dikunyah-kunyah, wajahnya terlumuri tanah. Hilanglah keindahannya. Tulang meremuk, badan membusuk dan dagingnya pun tercabik-cabik.

Dimanakah para punggawa dan budak-budak? Dimana kawan, dimana simpanan harta benda? Demi Allah, mereka tidak membekali si mayit dengan kasur, bahkan tongkat untuk bertopang sekalipun. Dahulu dirumah mereka merasakan kenikmatan. Kini ia tenggelam dibawah benaman tanah. Bukankah kini mereka tinggal ditempat yang lusuh dan menjijikan? Bukankah sama saja bagi mereka; siang dan malam? Bukankah sekarang mereka tenggelam dalam pekatnya kegelapan? Tak ada lagi kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang tercinta.

Berapa banyak orang yang dulunya mulia, kini wajahnya hancur. anggota badannya tercerai berai. Mulut mereka belepotan dengan darah dan nanah. Binatang-binatang tanah mengerubuti jasad mereka, sehingga satu per satu anggota tubuh terlepas. Hingga akhirnya tak tersisa, kecuali hanya sebagian kecil saja. Mereka telah meninggalkan istananya. Berpindah dari tempat lapang ke lubang yang sempit. Sesudah itu, istri-istri mereka dinikahi orang lain. Anak-anaknya pun berkeliaran dijalan. Harta bendanya dibagi-bagi oleh ahli warisnya.

Diantara mereka, ada pula yang dilapangkan kuburnya. Diberi kenikmatan dan bersenang-senang dengannya didalam kubur. Tetapi ada pula yang di adzab dalam sempitnya lubang kubur. Menyesali apa yang telah mereka kerjakan.


Umar lalu menangis dan berkata, “Wahai yang menjadi penghuni kubur esok hari, bagaimana dunia bisa menipumu? Dimana kafanmu? Dimana minyak (wewangian untuk orang mati)mu dan dimana dupamu? Bagaimana nanti ketika kamu telah berada dalam pelukkan bumi. Celakalah aku, dari bahagian tubuh yang mana pertama kali cacing tanah itu melumatku? Celakalah aku, dalam keadaan bagaimana aku kelak bertemu dengan malaikat maut, saat ruhku meninggalkan dunia? Keputusan apakah yang akan diturunkan oleh Rabbku?“.

Ia menangis dan terus menangis, lalu pergi . Tak lebih dari satu pekan setelah itu, ia meninggal. Semoga Beliau dirahmati Allah

Saturday, October 6, 2012

Nasihat-Nasihat Sayyidina ‘Utsman Ibn Affan R.a

blog
“Di antara tanda-tanda orang yang bijaksana ialah: Hatinya selalu basah dengan dzikrullah, kedua matanya menangis karena penyesalan terhadap dosa, segala perkara di hadapinya dengan sabar dan tabah, serta lebih mengutamakan kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia.”

“Bingung dalam memikirkan dunia akan menjadikan hati gelap, sedangkan bingung memikirkan akhirat akan menjadikan hati tenang.”
“Barang siapa yang meninggalkan gemerlapnya dunia, niscaya di sukai Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Barang siapa yang meninggalkan dosa-dosa niscaya ia di sukai para malaikat.
Dan barang siap yang mencegah tamak terhadap orang-orang muslim, niscaya ia akan di cintai kaum muslimin.”

“Dalam kehidupan di dunia ada 3 hal yang menyebabkan aku senang,
1. Memberi makan orang yang kelaparan hingga kenyang.
2. Memberi pakaian kepada orang yang tidak memiliki pakaian.
 3. Membaca Al-Qur’an.

“Saya heran kepada orang yang tahu akan datangnya mati, namun ia tertawa.
Saya heran kepada orang yang tahu bahwa dunia ini akan rusak namun ia menyukainya.
Saya heran kepada orang yang tahu bahwa semua urusan itu berjalan sesuai keputusan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, namun ia masih bingung karena urusan itu terkadang terlewati.
Saya heran kepada orang yang telah mengetahui adanya hisab, namun ia berlomba-lomba mengumpulkan harta.
Saya heran kepada orang yang mengetahui adanya neraka, namun ia malah berbuat dosa.
Saya heran kepada orang yang telah meyakini adanya surga, namun ia bersenang-senang dengan dunia.
Saya heran kepada orang yang mengetahui setan sebagai musuh, namun ia menaati ajakannya.”

“Manisnya ibadah dalam 4 hal, yaitu,
1. Dalam menunaikan apa-apa yang diwajibkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
2. Dalam menjauhi segala yang dilarang Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
3. Dalam amar ma’ruf dan mencari pahala Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
 4. Dalam nahi mungkar dan memelihara diri dari murka Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Sumber: Buku Secangkir Hikmah, Al Habib Abdul Qadir Umar Mauladdawilah – Pustaka Basma.

Membentuk iman yakin

blog
Nabi saw 13 tahun menanamkan iman yakin yang sempurna kepada para sahabat di Kota Mekkah. Setelah iman yakin sempurna barulah perintah untuk ibadah diperintah kepada para sahabat. Pendapat lain mengatakan 11 tahun baru perintah shalat diturunkan.


Belajar iman yakin dulu baru perintah-perintah yang lain menyusul. Setelah iman yakin ini terbentuk, ibadah itu jadi mudah. Perintah-perintah Allah jadi mudah karena ada keyakinan yang kuat kepada janji-janji Allah.


Para sahabat ini dulunya untuk menghentikan kebiasaan minum khamar itu susah sekali. Ketika bayi baru lahir maka dia akan diberi minum khamar dan ketika hendak meninggal dunia pun minuman yang terakhir kalinya adalah khamar.


Nabi SAW cerita bagaimana kenikmatan surga dan segala keindahannya dan para sahabat melihat surga ini seolah ada didepan mata mereka. Setiap waktu, setiap saat berbicara masalah iman sehingga iman pun masuk kedalam hati mereka. Iman yang sempurna inilah yang menyebabkan kebiasaan minum khamar ini berhenti. Kebiasaan-kebiasaan buruk lainnya berubah menjadi kebaikan-kebaikan.


Para maseikh kita katakan : “Kami sering melihat ahli iman tetapi jarang melihat ahli yakin”


Kalaulah iman yakin sudah masuk kedalam diri kita maka makan pun tidak akan enak dan tidur pun tidak akan nyenyak.


Satu orang ahli dunia tidak akan tidur nyenyak karena memikirkan usaha dunia. Satu orang ahli akhirat pun tidak akan tidur nyenyak karena memikirkan usaha akhirat. Tapi kita hari ini pikir dunia sudah keluar tetapi pikir akhirat belum masuk. Makanya waktu bayan tidur, waktu taklim tidur yang melek itu Cuma waktu makan saja.


Ada seorang suami disaat nisab 3 hari anaknya sakit. Istrinya berkata kepadanya : Pak jangan keluar, anak kita sakit, bawalah kedokter, nanti kalau bapak pergi dan terjadi apa-apa terus bagaimana kata tetangga kita.


Istrinya terus merengek minta suami tak keluar di jalan Allah. Jamaah telah bayan hidayah siap berangkat 3 hari. Akhirnya karena lemah iman sang suami tak jadi Khuruj.


Lepas 3 hari Allah sembuhkan anaknya dan jemaah pulang. Maka istrinya langsung menjadi Mubayyin : Tuh liat pak ! untung bapak tak keluar cobalah kalau keluar pasti anak kita mati.


Maka satu keluarga semuanya binasa imannya, Rusak keyakinannya dan menganggap sembuhnya anak mereka tak keluar di jalan Allah SWT. Jika suami terus berangkat 3 hari dan meyakini semua hidup telah ditulis Allah SWT , mati hidup dari Allah, senang susah dari Allah, sakit sembuh dari Allah, maka lepas 3 hari anaknya sembuh juga bukan karena keberadaan dirinya.


Maka setelah pulang suaminya akan bayan kepada istrinya : lihat ma ! karena aku keluar di jalan Allah SWT maka bantuan Allah SWT datang kepada keluarga kita dan anak kita disembuhkan Allah SWT. Maka pada saat itu seluruh keluarga selamat dari kebinasaan syirik, iman mereka benar, dan selamat dari kefasikan.


Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS. At Taubah 24)


Orang yang buka toko untuk menghidupi keluarga paham tanggung jawab terhadap tokonya, maka tiap hari dibuka dan di azam untuk buka toko bukan untuk masa 40 hari, 4 bulan saja tetapi untuk masa selama hidupnya karena apa? Dia paham tanggung jawabnya.


Maryam karena iman yakinnya yang sempurna kepada Allah, di mihrobnya selalu ada makanan yang dihantar Allah SWT langsung dari langit. Makanan musim panas ada pada musim dingin. Makanan musim dingin ada pada musim panas.


Ia (jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci." Maryam berkata: "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!" (QS. Maryam 19-20)


Iman yakinnya Maryan bergeser sedikit saja. Bagaimana mungkin aku punya anak. Mulai dari saat itu, makanan tidak pernah lagi turun dari langit kepada Maryam. Padahal waktu itu Maryam mengandung nabi Isa. Maryam harus bersusah payah cari makanan.


Nabi SAW buat dakwah tidak mudah dengan tetesan air mata, tetesan keringat bahkan tetesan darah pun mengalir dari tubuh Nabi SAW yang mulia.


Nabi Nuh as buat dakwah siang dan malam tetapi Nabi SAW buat dakwah tidak kenal siang, tidak kenal malam. Untuk apa...? Untuk menimbulkan iman yakin yang sempurna kepada Allah.


Kenapa orang yang paling sempurna iman yakinnya adalah Nabi SAW...?


Karena Nabi SAW orang yang paling banyak berkorban untuk agama.


Kita pun keluar 3 hari, 40 hari, 4 bulan untuk belajar iman yakin yang sempurna kepada Allah SWT.


Dari Abu Hurairah r.a. berkata bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘Berdiri sesaat di jalan Allah lebih baik daripada beribadah di malam lailatul qadar di depan Hajr Aswad.” (Hr. Ibnu Hibban. Berkata pentahqiq, “Isnadnya shahih” X/463)


Dari Aisyah r.ha. meriwayatkan bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah bercampur pada hati seorang muslim debu-debu (ketika berada) di jalan Allah, kecuali Allah pasti mengharamkan atasnya api neraka.” (Hr. Ahmad dan Thabrani dalam al Awsath, dan sanad Ahmad semuanya tsiqat - Majma’uz Zawaa ‘id V/ 7452)


Dari Utsman bin Affan r.a. berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘Satu hari di jalan Allah lebih baik daripada seribu hari selain di jalan Allah’. “ (Hr. Nasai, bab Keutamaan Ribath, Hadits nomor 3172)


Dari Anas r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sepagi atau sepetang di jalan Allah lebih baik daripada dunia dan seluruh isinya. (Hr. Bukhari. Bagian dan Hadits yang panjang, bab Sifat surga, Hadits nomor 6568)


Dari Anas bin Malik r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda “Barangsiapa yang berangkat sepetang di jalan Allah, maka pada hari kiamat ia akan mendapat satu misk (minyak kesturi) sebanyak debu-debu yang mengenai tubuhnya.” (Hr. lbnu Majah, bab Khuruj bersama rombongan, Hadits nomor 2775)


Dari Abdullah bin Umar r.huma meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa terkena sakit kepala di jalan Allah, lalu ihtisab (mengharap pahalanya dan Allah atas sakitnya), maka diampuni dosa-dosanya yang lampau.” (Hr. Thabrani dalam al Kabiir, dan isnadnya hasan - Majma’uz Zawaa ‘id III/30)


Dari Suhail r.a. berkata bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Berdirinya salah seorang dan kalian sesaat di jalan Allah lebih balk daripada amal kebaikan (yang ia lakukan) seumur hidupnya di keluarganya (rumahnya).” (Hr. Hakim III/282)


Dari Abu Hurairah r.a. menceritakan, “Rasulullah saw. telah memerintahkan satu jama’ah untuk pergi keluar (di jalan Allah). Mereka bertanya, ‘Wahai Rasulullah! Apakah kami mesti berangkat malam ini juga, atau tinggal dulu hingga kami (berangkat) pagi hari? Nabi saw. bersabda, Apakah kalian tidak suka bermalam di salah satu taman dari taman-taman surga. “ (as Sunanul Kubraa IX/158)


Iman yakin akan terbentuk dalam diri kita kalau kita ada usaha atas iman